Pages

Jumat, 27 Januari 2012

akhwat hanya perlu bersabar

namaku diana, aku punya kisah tentang diriku sendiri pada seorang pria bernama dogma. Ia adalah orang pertama yang membuat hatiku berdetak kencang, berseri - seri, kagum. Pertama kali kita bertemu di suatu organisasi sekolah kita. Dimana kita menjadi salah satu peserta di dalamnya. Awalnya ku biasa, bercanda, bergurau padanya. Entah setelah beberapa hari mengenalnya ada sesuatu hal yang membuat ku tertarik padanya. Dia memiliki banyak kemampuan, diantaranya berorganisasi, teknologi, dan lainnya. Dan yang paling kusukai padanya adalah senyumannya. Senyumannya sangat indah, tulus dalam hatinya dan tidak ada kebohongan. Setelah ku memiliki perasaan itu, entah mengapa ku menjauh darinya. Ku bersikap biasa, jutek, acuh padanya. Tapi ku sadari aku tak bisa menjadi sesempurna dia. Kadang pula juga aku berfikir bahwa ada perbedaan diatara kita. Karena itulah kadang kala bila keyakinanku datang, aku merasa kasihku padanya bukan sekedar cinta remaja lainnya, tapi ku jadikan pertaruhan akan cintaku pada-Nya. Iya ALLAH SWT, cintaku pada dogma hanya menunggu ALLAH memberikan ridhonya pada kami. Sesungguhnya aku kurang memahami arti kata hal ini dihidupku. Hidupku penuh perasaan tak menentu, kadang kala ingin membuatnya sadar dengan main bersama teman laki - lakiku tapi ku melihatnya dengan perempuan lain, hatiku yang sakit. Sungguh disesalkan. Hatiku selalu bertanya apa perasaan dogma padaku.

Sudah hampir 8 bulan aku menunggunya mengatakan hal itu padaku. Sudah banyak cerita yang aku ceritakan pada sahabat - sahabatku tentang dogma. Tapi malah aku yang berbalik ditanyakan oleh sahabatku, apa yang kamu lakukan untuk mendapatkan dogma ? Aku terdiam terpaku berfikir, ternyata aku memang belum melakukan apapun untuknya. Apalagi disaat dogma ulang tahun, aku hanya bisa berkata selamat, tidak ada kata lain selain itu. Sungguh cinta ini butuh pengorbanan. Tapi bila keyakinanku datang, aku kembali berfikir bahwa aku ini wanita, wanita hanya bisa menunggu seorang lelaki datang menghampirinya, bahkan wanita hanya menunggu siapakah lelaki pertama yang mengkhitbahnya. Aku ingin menjadi wanita islam seutuhnya. Hati dan perbuatanku inginkan seutuhnya muslim yang sejati.

Dan untuk saat ini maafkanlah aku kawan, aku hanya bisa mengambil keputusan untuk diam dan menyembunyikan perasaanku pada dogma.

2 komentar:

Nimas Ambar mengatakan...

Sedih bacanya , karena pppppeeerrrsssiiiisss apa yang aku alami , ka itu cerita kaka? :')

Vine Risa Riani mengatakan...

hehe :D makasih de :)
itu karya aku aja ko :D

Posting Komentar

Jumat, 27 Januari 2012

akhwat hanya perlu bersabar

namaku diana, aku punya kisah tentang diriku sendiri pada seorang pria bernama dogma. Ia adalah orang pertama yang membuat hatiku berdetak kencang, berseri - seri, kagum. Pertama kali kita bertemu di suatu organisasi sekolah kita. Dimana kita menjadi salah satu peserta di dalamnya. Awalnya ku biasa, bercanda, bergurau padanya. Entah setelah beberapa hari mengenalnya ada sesuatu hal yang membuat ku tertarik padanya. Dia memiliki banyak kemampuan, diantaranya berorganisasi, teknologi, dan lainnya. Dan yang paling kusukai padanya adalah senyumannya. Senyumannya sangat indah, tulus dalam hatinya dan tidak ada kebohongan. Setelah ku memiliki perasaan itu, entah mengapa ku menjauh darinya. Ku bersikap biasa, jutek, acuh padanya. Tapi ku sadari aku tak bisa menjadi sesempurna dia. Kadang pula juga aku berfikir bahwa ada perbedaan diatara kita. Karena itulah kadang kala bila keyakinanku datang, aku merasa kasihku padanya bukan sekedar cinta remaja lainnya, tapi ku jadikan pertaruhan akan cintaku pada-Nya. Iya ALLAH SWT, cintaku pada dogma hanya menunggu ALLAH memberikan ridhonya pada kami. Sesungguhnya aku kurang memahami arti kata hal ini dihidupku. Hidupku penuh perasaan tak menentu, kadang kala ingin membuatnya sadar dengan main bersama teman laki - lakiku tapi ku melihatnya dengan perempuan lain, hatiku yang sakit. Sungguh disesalkan. Hatiku selalu bertanya apa perasaan dogma padaku.

Sudah hampir 8 bulan aku menunggunya mengatakan hal itu padaku. Sudah banyak cerita yang aku ceritakan pada sahabat - sahabatku tentang dogma. Tapi malah aku yang berbalik ditanyakan oleh sahabatku, apa yang kamu lakukan untuk mendapatkan dogma ? Aku terdiam terpaku berfikir, ternyata aku memang belum melakukan apapun untuknya. Apalagi disaat dogma ulang tahun, aku hanya bisa berkata selamat, tidak ada kata lain selain itu. Sungguh cinta ini butuh pengorbanan. Tapi bila keyakinanku datang, aku kembali berfikir bahwa aku ini wanita, wanita hanya bisa menunggu seorang lelaki datang menghampirinya, bahkan wanita hanya menunggu siapakah lelaki pertama yang mengkhitbahnya. Aku ingin menjadi wanita islam seutuhnya. Hati dan perbuatanku inginkan seutuhnya muslim yang sejati.

Dan untuk saat ini maafkanlah aku kawan, aku hanya bisa mengambil keputusan untuk diam dan menyembunyikan perasaanku pada dogma.

2 komentar:

  1. Sedih bacanya , karena pppppeeerrrsssiiiisss apa yang aku alami , ka itu cerita kaka? :')

    BalasHapus
  2. hehe :D makasih de :)
    itu karya aku aja ko :D

    BalasHapus